Pembelajaran Sains Abad 21

 Howard Gardner (2011) dalam bukunya Truth, Beauty, and Goodness, Reframed, menjelaskan tantangan pembelajaran di abad 21. Dalam buku tersebut, Howard Gardner menjelaskan bahwa Postmodernisme dan kemunculan media digital adalah dua peristiwa penting yang membentuk masyarakat saat ini. Teori postmodern mempertanyakan kemungkinan untuk memastikan kebenaran dan juga nilai bagi eksistensi manusia, dengan alasan bahwa itu hanya sebuah ekspresi kekuasaan. Teknologi media, pada gilirannya, menantang gagasan tentang kebenaran, kebaikan dan keindahan, karena mereka menawarkan sejumlah besar informasi, dengan tingkat kekakuan dan terkadang kontradiktif.
Saat ini sangat diperlukan sinergi untuk mencapai tujuan pendidikan. Sinergi ini bisa dilakukan dengan adanya keterpaduan dalam pembelajaran di sebuah sekolah. Pembelajaran sains sangat mungkin disenergikan dengan berbagai mata pelajaran lain. Sebagaimana dalam buku Robin Fogarty (How to Integrated the Curricula) bahwa ada 10 model keterpaduan pembelajaran yang dapat diterapkan. Dari kesepuluh model tersebut, masing-masing memiliki kelebihan dan efektifitas untuk materi pelajaran yang berbeda. Sebuah mata pelajaran bisa diintegrasikan dengan mata pelajaran lain. Sebuah konsep bisa dipadukan dengan konsep lain dalam mata pelajaran yang sama. Sebuah konsep juga bisa dipadukan dengan skiil dan attitude yang diharapkan akan dimiliki oleh siswa.
Di abad ke 21 ini, pendidikan menjadi semakin penting bagi peserta didik agar memiliki keterampilan belajar dan berinovasi, keterampilan menggunakan teknologi dan media informasi, serta dapat bekerja, dan bertahan dengan menggunakan keterampilan untuk hidup (life skills).
Tiga konsep pendidikan abad 21 yang telah diadaptasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk mengembangkan kurikulum baru bagi Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Ketiga konsep tersebut adalah 21st Century Skills (Trilling dan Fadel, 2009), scientific approach (Dyer, et al., 2009) dan authentic assesment (Wiggins dan McTighe, 2011); Ormiston, 2011; Aitken dan Pungur, 1996; Costa dan Kallick, 1992). Selanjutnya, tiga konsep tersebut diadaptasi untuk mengembangkan pendidikan menuju Indonesia Kreatif tahun 2045. Adaptasi dilakukan untuk mencapai kesesuaian konsep dengan kapasitas peserta didik dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikannya.


Ada 10 ciri pembelajaran abad 21:
1. Pembelajaran berpusat pada siswa (Student Centered).
Siswa berperan penting, sedangkan guru sebagai pembimbing.
2. Penggunaan Komputer.
Komputer dan internet merupakan bagian penting sebagai media pembelajaran.
3. Pembelajaran Aktif.
Siswa saling berinteraksi secara aktif, termasuk dalam penggunaan media yang disiapkan untuk belajar.
4. Pembelajaran Mandiri.
Kelas masih bisa berfungsi dengan berbagai tingkat pembelajaran.
5. Lingkungan Kondusif.
Tidak terlalu ramai dan ada peralatan LCD.
6. Siswa mengerti dan memahami arahan.
Pembelajaran dirancang dengan teliti dan tersusun rapi serta peraturan kelas yang ditempel disuatu tempat agar memudahkan siswa tetap berada pada landasan yang benar.
7. Saling menghormati.
Rasa saling hormat antara guru dengan siswa, siswa belajar saling menghargai pendapat teman, serta saling bekerjasama antarsiswa.
8. Siswa bertanggungjawab terhadap pelajaran mereka.
Bila siswa mampu terlibat aktif dalam pembelajaran, maka mereka akan lebih bertanggungjawab dengan pelajaran mereka.
9. Penilaian berdasarkan pada pencapaian.
Guru senantiasa menjalankan penilaian dengan berbagai kaidah tanpa terikat dengan satu bentuk ujian saja.
10. Pembelajaran Kolaboratif.
Pembelajaran kolaboratif merupakan pembelajaran paling efektif dan berkesan bagi siswa.
Dari berbagai konsep pembelajaran Abad 21 tersebut, penulis masih bertanya-tanya: Bagaimanakah implementasinya di sekolah? Sudahkah guru menerapkannya dengan baik, atau hanya sebatas teori? Lalu kompetensi apa saja yang perlu dimiliki seorang guru  sains dalam mengimplementasikan pembelajaran abad 21?

Komentar

  1. Assalamualaikum wr.wb
    Artikel nya menarik..
    Bagaimana implementasi pembelajaran abad 21 di sekolah ??
    Kalau menurut saya
    1. Kemampuan berpikir kritis (critical thinking skill) Kegiatan pembelajaran dirancang untuk mewujudkan hal tersebut melalui penerapan pendekatan saintifik (5M), pembelajaran berbasis masalah, penyelesaian masalah, dan pembelajaran berbasis projek. Guru jangan risih atau merasa terganggu ketika ada siswa yang kritis, banyak bertanya, dan sering mengeluarkan pendapat. Hal tersebut sebagai wujud rasa ingin tahunya yang tinggi.Yang perlu dilakukan guru adalah memberikan kesempatan secara bebas dan bertanggung bertanggung jawab kepada setiap siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan dan membuat refleksi bersama-sama.
    2.Kreativitas (creativity) Guru perlu membuka ruang kepada siswa untuk mengembangkan kreativitasnya. Kembangkan budaya apresiasi terhadap sekecil apapun peran atau prestasi siswa. Hal ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk terus meningkatkan prestasinya.Peran guru hanya sebagai fasilitator dan membimbing setiap siswa dalam belajar, karena pada dasarnya setiap siswa adalah unik. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Howard Gardner bahwa manusia memiliki kecerdasan majemuk. Ada delapan jenis kecerdasan majemuk, yaitu; (1) kecerdasan matematika-logika, (2) kecerdasan bahasa, (3) kecerdasan musikal, (4) kecerdasan kinestetis, (5) kecerdasan visual-spasial, (6) kecerdasan intrapersonal, (7) kecerdasan interpersonal, dan (8) kecerdasan naturalis.
    3. komunikasi (communication
    Kegiatan pembelajaran merupakan sarana yang sangat strategis untuk melatih dan meningkatkan kemampuan komunikasi siswa, baik komunikasi antara siswa dengan guru, maupun komunikasi antarsesama siswa. Ketika siswa merespon penjelasan guru, bertanya, menjawab pertanyaan, atau menyampaikan pendapat, hal tersebut adalah merupakan sebuah komunikasi.
    4. Kolaborasi (collaboration)Pembelajaran secara berkelompok, kooperatif melatih siswa untuk berkolaborasi dan bekerjasama. Hal ini juga untuk menanamkan kemampuan bersosialisasi dan mengendalikan ego serta emosi. Dengan demikian, melalui kolaborasi akan tercipta kebersamaan, rasa memiliki, tanggung jawab, dan kepedulian antaranggota.
    Terima kasih

    BalasHapus
  2. terimakasih atas ulasan artikelnya pak. Mungkin kita sama-sama tau bahwa penerapan kurikulum saat inikadang hanya teori disekolah-sekolah.karena kesulitan menemukan cara belajar bagaimana yang bs di mengerti oleh anak. Namun dalam hal ini saya percaya bahwa guru ybs sudah berusaha menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. mungkin belum maksimal, namun akan maksimal jika mempunyai kemauan belajar. lalu kompetensi apasaja yang harus dimiliki guru sains dalam pembelajaran?tentu guru dituntut mampu mengembangkan pendekatan dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan lingkungan. guru harus propesional menjadi orang tua, pengajar, pengawas, pembentuk kelompok, dll. terimakasih..

    BalasHapus
  3. terimakasih artikelnya pak, mengenai implementasinya disekolah secara administratif teori2 ini sebenarnya sudah sejalan dengan K-13 berbasis karakter. Kurikulum berbasis karakter yang telah dikembangkan untuk penguatan nilai-nilai karakter atau budi pekerti (melibatkan aspek pengetahuan, perasaan, dan tindakan) peserta didik, dengan mengangkat materi atau masalah-masalah yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai kebudayaan yang ada dalam masyarakat kedalam topik–topik kurikulum, dan dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan peserta didik sehari-hari, dan menghubungkannya dengan konsep-konsep yang ada dalam pokok bahasan. untuk selanjutnya mungkin untuk pelaksanaan dilapangan yang harus sesuai dimana guru juga harus meningkatkan kompetensinya sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi yang ada terimakasih.

    BalasHapus
  4. Guru yang mampu menghadapi tantangan adalah guru yang profesional yang memiliki kualifikasi akademik dan memiliki kompetensi-kompetensi antara lain kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial yang kualifaid. Balitbang Pusat Penelitian Kebijakan Dan Inovasi Pendidikan (PUSJAKNOV) tahun 2013 memberikan pandangan terhadap implementasi dengan menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah(Problem Based Learning), model Pembelajaran Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan (Discovery Inquiry Learning).
    Apa bila hal diatas secara idealnya pembelajaran abad ke-21 akan berjalan dengan baik, dan pemesatan keilmuan semakin berkembang.

    Salam
    Agung Laksono

    BalasHapus
  5. kompetensi yang perlu dimiliki seorang guru sains dalam mengimplementasikan pembelajaran abad 21?
    salah satunya yang di perlukan seorang guru adalah kekreatifannya dalam mengolah teknologi yang ada kedalam dunia pendidikan serta di menggabungkan dengan model pembelajaran terbaru yang bisa meningkat hasil belajar siswa.

    BalasHapus
  6. Saya akan berdiskusi mengenai Implementasi pembelajran abad 21 di skolah bisa d trapakan ketika d skolah trsbt tlah memiliki prngkt yg mendukung. Sperti prngkt komputer dan jringan wifi yg kuat. Krna pe.belajran abad 21 pmbljran brbasis teknolgi.. sekian..

    BalasHapus
  7. Assalamualaikumwr.wb menurut pendapat saya guru telah menerapkan pembelajaran abad 21 yang sesuai dengan kurikulum 2013 dan dibantu dengan adanya pelatihan guru agar proses pembelajaran tidak sekedar menerapkan teori saja tetapi juga menerapkannya dalam proses pembelajaran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam wr wb..
      Terimakasih informasinya,.

      Hapus
  8. pendapat saya adapun karakteristik yang harus dimiliki oleh guru pada abad ke 21:
    1.Life-long learner
    2.Kreatif dan inovatif
    3.Mengoptimalkan teknologi
    4. Reflektif
    5.Kolaboratif
    6.Menerapkan student centered
    7.Menerapkan pendekatan diferensiasi
    menurut UU nomor 14 tahun 2005 bab IV pasal 10 kompetensi yang harus dimiliki guru
    1. kompetensi pedagogi,meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan pembelajaran,
    evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
    2.kompetensi kepribadian, merupakan kemampuan
    kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa, berakhlak mulia, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat,mengevaluasi kinerja sendiri dan mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan
    3.Kompetensi Sosial,merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik orang tua/wali peserta didik dan masyarakat.
    4. komppetensi profesional, artinya bahwa guru harus memiliki pengetahuan yang luas serta dalam tentang subjek matter (bidang studi) yang akan diajarkan, serta penguasaan metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat, serta mampu menggunakannya dalam proses belajar mengajar.

    BalasHapus
  9. Assalamualaikum wr wb
    menurut saya kompetensi yang harus dimiliki oleh guru sains pada pembelajaran abad 21 ini antara lain:
    Guru abad 21 harus menguasai banyak pengetahuan (akademik, pedagogik, sosial dan budaya), mampu berpikir kritis, tanggap terhadap setiap perubahan, dan mampu menyelesaikan masalah. Kemampuan untuk mengelola kelas saja tidak cukup lagi. Guru diharapkan bisa menjadi pemimpin, fasilitator dan agen perubahan, yang mampu mempersiapkan anak didik untuk siap menghadapi tantangan global di luar sekolah. Guru harus kreatif dan inovatif, serta cakap dalam memanfaatkan tekonologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran.

    BalasHapus
  10. Saya akan mencoba menggapi pertanyaan ya terakhir, kompetensi apa saja yang perlu dimiliki seorang guru sains dalam mengimplementasikan pembelajaran abad 21?

    menurut saya salah satu kompetensiyang dimiliki guru yaitu, Memiliki keterampilan membangkitkan peserta didik menguasai sains dan teknologi. Seorang guru hendaknya terampil menggunakan media yang berbasis teknologi dalam pembelajaran. Dengan menggunakan media yang variatif, peserta didik akan tertarik dan antusias mengikuti pembelajaran.Keterampilan membangkitkan peserta didik terhadap sains dapat dilakukan guru dengan menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran, seperti yang telah digariskan dalam Kurikulum 13.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsep Model Pembelajaran Sains

Sistem Penilaian Proses Pembelajaran Sains