Model-Model Pembelajaran Khas Sains
Pemilihan model
pembelajaran yang tepat akan membawa siswa belajar sesuai dengan cara-gaya
belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada
berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, pengajar harus ingat bahwa tidak
ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh
karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan
kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan
kondisi guru itu sendiri.
Untuk menentukan model pembelajaran yang akan
diterapkan dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
§ Kesesuaian model pembelajaran dengan kompetensi
sikap pada KI-1 dan KI-2 serta kompetensi pengetahuan dan keterampilan sesuai
dengan KD-3 dan/atau KD-4.
§ Kesesuaian model pembelajaran dengan
karakteristik KD-1 (jika ada) dan KD-2 yang dapat mengembangkan kompetensi
sikap, dan kesesuaian materi pembelajaran dengan tuntutan KD-3 dan KD-4 untuk
memgembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan.
§ Penggunaan pendekatan saintifik yang
mengembangkan pengalaman belajar peserta didik melalui kegiatan mengamati (observing),
menanya (questioning), mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting/
collecting information), mengasosiasi/menalar (assosiating), dan
mengomunikasikan (communicating).
Berikut
ini adalah 4 macam model pembelajaran saintifik dengan sedikit uraian singkat langkah-langkah
dari tiap model pembelajaran.
1. Inquiry Based Learning
Langkah-langkah
atau sintaksnya adalah sebagai berikut:
- Observasi/Mengamati
- Mengajukan
pertanyaan
- Mengajukan
dugaan atau kemungkinan jawaban/ mengasosiasi atau melakukan penalaran
- Mengumpulkan
data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan/memprediksi
dugaan
- Merumuskan
kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis,
mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.
2. Discovery Based Learning
Langkah-langkah
atau sintaksnya adalah sebagai berikut:
- Stimulation
(memberi stimulus); bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan
materi pembelajaran/topik/tema.
- Problem
Statement (mengidentifikasi masalah); menemukan permasalahan menanya,
mencari informasi, dan merumuskan masalah.
- Data
Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan data/informasi,
melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, mencari atau merumuskan
berbagai alternatif pemecahan masalah
- Data
Processing (mengolah data); mencoba dan mengeksplorasi pengetahuan
konseptualnya, melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
- Verification
(memferifikasi); mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data,
mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, mengasosiasikannya
menjadi suatu kesimpulan.
- Generalization (menyimpulkan); melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.
3. Problem Based Learning
Langkah-langkah
atau sintaksnya adalah sebagai berikut:
- Orientasi
pada masalah; mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.
- Pengorganisasian
kegiatan pembelajaran; menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya)
terhadap malasalah kajian.
- Penyelidikan
mandiri dan kelompok; melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data
dalam rangka menyelesaikan masalah yang dikaji.
- Pengembangan
dan Penyajian hasil; mengasosiasi data yang ditemukan dengan berbagai data
lain dari berbagai sumber.
- Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah;
4. Project Based Learning
Langkah-langkah
atau sintaksnya adalah sebagai berikut:
- Menyiapkan
pertanyaan atau penugasan proyek; langkah awal agar peserta didik
mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena
yang ada.
- Mendesain
perencanaan proyek; menyusun perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
- Menyusun
jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek.
- Memonitor
kegiatan dan perkembangan proyek; mengevaluasi proyek yang sedang
dikerjakan.
- Menguji
hasil; Fakta dan data dihubungkan dengan berbagai data lain.
- Mengevaluasi kegiatan/pengalaman; mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.
Dari uraian artikel diatas, ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab
bagi penulis:
1.
Keempat model
pembelajaran saintifik tersebut dianjurkan dalam pembelajaran K-13, mengapa?
2.
Bila diterapkan dalam
pembelajaran selain IPA, apakah guru tidak terkendala dalam aplikasinya?
3.
Adakah model
pembelajaran lain yang lebih cocok diterapkan untuk pelajaran sains selain
keempat model tersebut?
Assalamualikum wr.wb, menurut pendapat saya 4 model pembelajaran ini disarankan karena model ini dapat membuat pembelajaran menjadi student center dan pembelajaran bermakna
BalasHapusAssalamualaikum wr wb
BalasHapusMenanggapi pertanyaan no 2 jika model yang telah diulas diatas diterapkan pada pembelajaran selain IPA tidak menutup kemungkinan guru akan menghadapi kendala dalam pengaplikasinya. Berbagai kendala mungkin akan terjadi jika dalam penerapan model pembelajaran tersebut tidak memperhatikan kondisi siswa, sifat materi/bahan ajar, fasilitas sarana dan prasarana, dan kondisi guru itu sendiri.
Assalamualikum wr wb.. saya tertarik berdiskusi tentang pertanyaan pertama dan ketiga, yg pertama mengapa model yg penulis tulis dianjurkan dalam k13? abad 21 menuntut proses pembelajaran harus berpusat pada siswa (student centered), sedangkan pemerintah menerapkan k13 berdasarkan apa yg d tuntut oleh pembelajaran abad 21.. Model2 diatas adalah model yang perpusat pada siswa, sehingga dianjurkan utk diterapkan pada pembelajaran k13. Lalu menanggapi pertanyaan terakhir,adakah model lain yg lebih cocok? Beberapa model lain cocok untuk pembelajaran sains, diantaranya model ipa terpadu webbed,connected,shared dan lainnya. Tergantung materi apa yg akan diajar,lalu cocokkan dengan model yg akan digunakan. Terimakasih
BalasHapusAssalamualaikum wr.wb. Terima kasih atas ulasan yang diberikan saudara Suwardani. Saya menanggapi pertanyaan yang pertama yaitu keempat model diatas digunakan dalam implementasi Kurikulum 2013 ? Menurut saya seorang guru dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik, dimana materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. maka Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. dan dibutuhkan model pembelajaran yang mampu mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itulah Discovery Learning, Problem Based Learning, Projrct Based Learning dan Inquiry Based Learning sangat berperan penting dalam pembelajaran Sains. Terima kasih, semoga bermanfaat
BalasHapusAssalamualaikum wr.wb
BalasHapusSaya mencoba menanggapi pertanyaan yang terakhir.
Adakah model pembelajaran lain yang lebih cocok diterapkan untuk pelajaran sains selain keempat model tersebut?
Menurut saya ada, yang pernah saya pelajari di pembelajaran ipa terpadu itu ada 10 model yaitu (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked.
Terima kasih
untuk pertanyaan no 3 adakah Model pembelajaran lainnya yang cocok untuk pembelajaran sains?
BalasHapusmodel untuk memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit sematisnya/ terpadunya, menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: fragmented, connected, nested, sequenced, shared, webbed, threaded, integrated, immersed, dan networked.dari kesepuluh model pembelajaran terpadu tersebut dapat digunakan pada pembelajaran sains. Dari sumber artikel lain menyebutkan bahwa kesepuluh model tersebut merupakan model-model khas sains. Mari diskusikan?
Salam
Agung Laksono
terima kasih artikelnya pak. untuk soal nmor 3 menurut saya ada. hanya saya ke 4 model tersebut dianjurkan di k13 dan model pembelajaran disesuaikan dengan kondisi belajar, baik prasaran dll. model pembelajaran diibaratkan sebuah bingkai poto. cocok atau tidaknya terngantung isinya "poto" begitu jga halnya model pembelajaran.
BalasHapussaya akan mencoba menjawab pertanyaan Bila diterapkan dalam pembelajaran selain IPA, apakah guru tidak terkendala dalam aplikasinya?
BalasHapusmenurut saya kendala dalam setiap pengaplikasian terhadap model pembelajran tentunya ada, terlebih lagi jika guru hanya mempunyai sedikit pengethuan tntng model pmbljran trsbut, maka dari itu perlunya peran guru dalam memperhatikan kondisi siswa pada saat proses kbm, pentingnya kesesuaian materi serta sarana dan prasarana yang ckup mndukung. terimakasih ^_^
Menurut saya model d atas bisa d terapankan dalam pembelajran yg lain. Hanya saja menyesuaikan dgn materi.krna tidak smua matri bisa mnggunakn model d atas. Jika hal it trjadi mka hal it lah yg menjadi kendala dalam penerapan model khusus sain ini jika diterapkan pada pembelajran lain. Karena tujuan model pembelajran adalh memudahkan guru untk mencapai tujuan pendidikan. Sekian.
BalasHapusSaya akan memcoba menjawab pertanyaan pertama yaitu keempat model pembelajaran saintifik tersebut dianjurkan dalam pembelajaran K-13, mengapa? menurut saya karena model pembelajaran Discovery Learning, Problem Based Learning, Projrct Based Learning dan Inquiry Based Learning berlandasan pada paradigma konstruktivistik, yaitu model pembelajaran yang dapat mencapai tujuan dan hasil pembelajaran yang diinginkan. Selain itu juga memiliki sintak yang mudah diaplikasikan pada proses belajar saat ini.
BalasHapusAssalamualaikum
BalasHapussaya akan menjawab pertanyai no 1. Karena ke 4 model tersebut menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan saintifik yang digunakan pada K-13. Karena ada lima kegiatan utama di dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik, yaitu:Mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.
menanggapi pertanyaan no 2.
BalasHapusBila diterapkan dalam pembelajaran selain IPA, apakah guru tidak terkendala dalam aplikasinya?
saya rasa tidak menemukan kendala asal kita memperhatikan kondisi siswa, fasilitas sarana dan prasarana,kondisi guru serta materi yang diajar pada saat itu.akan tetapi bila kita tidak memperhatikannya maka timbullah kendala dalam penerapannya.
Saya menanggapi pertanyaan no 1, mengapa ke 4 pembelajaran saintifik diterapkan dalam kurikulum 2013.
BalasHapusmenurut saya ke 4 model pebelajaran diatas tidak hanya melihat hasil belajara sebagai akhir dari pembelajaran. Namun proses pembelajaran lah yang lebih penting. Model yang menekankan proses pencarian pengetahuan bukan lagi transfer pengetahuan. Sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 😊
Saya akan menjawab pertanyaan ke 3
BalasHapusBahwa ada model lain selain 4model pembelajaran pd artikel bpk. Model lain itu untuk model pembelajaran ipa terpadu seperti connected, webbed, shared dll.
Menilik pertanyaan ke dua, setiap pembeljaran mungkin menemui kendala, apalagi strtegi ini di khususkan pada pembelajaran ipa, namun ke empat strategi ini telah memiliki syntax yang jelas, sehingga langkah pengajar dan siswa sudah di tuntun sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil maksimal, jadi model diatas dapat digunakan diluar ipa
BalasHapus