Model-Model Pembelajaran Khas Sains


Artikel ini akan membahas tentang model-model pembelajaran yang khas digunakan dalam pembelajaran sains.  Model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis, sosiologis, analisis system, atau teori-teori lain yang mendukung (Joyce & Weil: 1980). Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan membawa siswa belajar sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, pengajar harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Untuk menentukan model pembelajaran yang akan diterapkan dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
§  Kesesuaian model pembelajaran dengan kompetensi sikap pada KI-1 dan KI-2 serta kompetensi pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan KD-3 dan/atau KD-4.
§  Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik KD-1 (jika ada) dan KD-2 yang dapat mengembangkan kompetensi sikap, dan kesesuaian materi pembelajaran dengan tuntutan KD-3 dan KD-4 untuk memgembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan.
§  Penggunaan pendekatan saintifik yang mengembangkan pengalaman belajar peserta didik melalui kegiatan mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting/ collecting information), mengasosiasi/menalar (assosiating), dan mengomunikasikan (communicating).

Berikut ini adalah 4 macam model pembelajaran saintifik dengan sedikit uraian singkat langkah-langkah dari tiap model pembelajaran.

1. Inquiry Based Learning

Langkah-langkah atau sintaksnya adalah sebagai berikut:
  • Observasi/Mengamati 
  • Mengajukan pertanyaan 
  • Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban/ mengasosiasi atau melakukan penalaran
  • Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan/memprediksi dugaan
  • Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis, mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.

2. Discovery Based Learning

Langkah-langkah atau sintaksnya adalah sebagai berikut:
  • Stimulation (memberi stimulus); bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema. 
  • Problem Statement (mengidentifikasi masalah); menemukan permasalahan menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.
  • Data Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan data/informasi, melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
  • Data Processing (mengolah data); mencoba dan mengeksplorasi pengetahuan konseptualnya,  melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
  • Verification (memferifikasi); mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, mengasosiasikannya menjadi suatu kesimpulan.
  • Generalization (menyimpulkan); melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.

3. Problem Based Learning

Langkah-langkah atau sintaksnya adalah sebagai berikut:
  • Orientasi pada masalah; mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.
  • Pengorganisasian kegiatan pembelajaran; menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya)  terhadap malasalah kajian.
  • Penyelidikan mandiri dan kelompok; melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka menyelesaikan masalah yang dikaji.
  • Pengembangan dan Penyajian hasil; mengasosiasi data yang ditemukan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber. 
  • Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah; 

4. Project  Based Learning

Langkah-langkah atau sintaksnya adalah sebagai berikut:
  • Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek; langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam  terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.
  • Mendesain perencanaan proyek; menyusun perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
  • Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek.
  • Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek; mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.
  • Menguji hasil;  Fakta dan data dihubungkan dengan berbagai data lain.
  • Mengevaluasi kegiatan/pengalaman; mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain. 
Dari uraian artikel diatas, ada beberapa pertanyaan yang belum terjawab bagi penulis:
1.      Keempat model pembelajaran saintifik tersebut dianjurkan dalam pembelajaran K-13, mengapa?
2.      Bila diterapkan dalam pembelajaran selain IPA, apakah guru tidak terkendala dalam aplikasinya?

3.      Adakah model pembelajaran lain yang lebih cocok diterapkan untuk pelajaran sains selain keempat model tersebut?

Komentar

  1. Assalamualikum wr.wb, menurut pendapat saya 4 model pembelajaran ini disarankan karena model ini dapat membuat pembelajaran menjadi student center dan pembelajaran bermakna

    BalasHapus
  2. Assalamualaikum wr wb
    Menanggapi pertanyaan no 2 jika model yang telah diulas diatas diterapkan pada pembelajaran selain IPA tidak menutup kemungkinan guru akan menghadapi kendala dalam pengaplikasinya. Berbagai kendala mungkin akan terjadi jika dalam penerapan model pembelajaran tersebut tidak memperhatikan kondisi siswa, sifat materi/bahan ajar, fasilitas sarana dan prasarana, dan kondisi guru itu sendiri.

    BalasHapus
  3. Assalamualikum wr wb.. saya tertarik berdiskusi tentang pertanyaan pertama dan ketiga, yg pertama mengapa model yg penulis tulis dianjurkan dalam k13? abad 21 menuntut proses pembelajaran harus berpusat pada siswa (student centered), sedangkan pemerintah menerapkan k13 berdasarkan apa yg d tuntut oleh pembelajaran abad 21.. Model2 diatas adalah model yang perpusat pada siswa, sehingga dianjurkan utk diterapkan pada pembelajaran k13. Lalu menanggapi pertanyaan terakhir,adakah model lain yg lebih cocok? Beberapa model lain cocok untuk pembelajaran sains, diantaranya model ipa terpadu webbed,connected,shared dan lainnya. Tergantung materi apa yg akan diajar,lalu cocokkan dengan model yg akan digunakan. Terimakasih

    BalasHapus
  4. Assalamualaikum wr.wb. Terima kasih atas ulasan yang diberikan saudara Suwardani. Saya menanggapi pertanyaan yang pertama yaitu keempat model diatas digunakan dalam implementasi Kurikulum 2013 ? Menurut saya seorang guru dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik, dimana materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. maka Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. dan dibutuhkan model pembelajaran yang mampu mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itulah Discovery Learning, Problem Based Learning, Projrct Based Learning dan Inquiry Based Learning sangat berperan penting dalam pembelajaran Sains. Terima kasih, semoga bermanfaat

    BalasHapus
  5. Assalamualaikum wr.wb
    Saya mencoba menanggapi pertanyaan yang terakhir.

    Adakah model pembelajaran lain yang lebih cocok diterapkan untuk pelajaran sains selain keempat model tersebut?
    Menurut saya ada, yang pernah saya pelajari di pembelajaran ipa terpadu itu ada 10 model yaitu (1) fragmented, (2) connected, (3) nested, (4) sequenced, (5) shared, (6) webbed, (7) threaded, (8) integrated, (9) immersed, dan (10) networked.
    Terima kasih

    BalasHapus
  6. untuk pertanyaan no 3 adakah Model pembelajaran lainnya yang cocok untuk pembelajaran sains?
    model untuk memadukan konsep, keterampilan, topik, dan unit sematisnya/ terpadunya, menurut Robin Fogarty (1991) terdapat sepuluh cara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu. Kesepuluh cara atau model tersebut adalah: fragmented, connected, nested, sequenced, shared, webbed, threaded, integrated, immersed, dan networked.dari kesepuluh model pembelajaran terpadu tersebut dapat digunakan pada pembelajaran sains. Dari sumber artikel lain menyebutkan bahwa kesepuluh model tersebut merupakan model-model khas sains. Mari diskusikan?


    Salam
    Agung Laksono

    BalasHapus
  7. terima kasih artikelnya pak. untuk soal nmor 3 menurut saya ada. hanya saya ke 4 model tersebut dianjurkan di k13 dan model pembelajaran disesuaikan dengan kondisi belajar, baik prasaran dll. model pembelajaran diibaratkan sebuah bingkai poto. cocok atau tidaknya terngantung isinya "poto" begitu jga halnya model pembelajaran.

    BalasHapus
  8. saya akan mencoba menjawab pertanyaan Bila diterapkan dalam pembelajaran selain IPA, apakah guru tidak terkendala dalam aplikasinya?
    menurut saya kendala dalam setiap pengaplikasian terhadap model pembelajran tentunya ada, terlebih lagi jika guru hanya mempunyai sedikit pengethuan tntng model pmbljran trsbut, maka dari itu perlunya peran guru dalam memperhatikan kondisi siswa pada saat proses kbm, pentingnya kesesuaian materi serta sarana dan prasarana yang ckup mndukung. terimakasih ^_^

    BalasHapus
  9. Menurut saya model d atas bisa d terapankan dalam pembelajran yg lain. Hanya saja menyesuaikan dgn materi.krna tidak smua matri bisa mnggunakn model d atas. Jika hal it trjadi mka hal it lah yg menjadi kendala dalam penerapan model khusus sain ini jika diterapkan pada pembelajran lain. Karena tujuan model pembelajran adalh memudahkan guru untk mencapai tujuan pendidikan. Sekian.

    BalasHapus
  10. Saya akan memcoba menjawab pertanyaan pertama yaitu keempat model pembelajaran saintifik tersebut dianjurkan dalam pembelajaran K-13, mengapa? menurut saya karena model pembelajaran Discovery Learning, Problem Based Learning, Projrct Based Learning dan Inquiry Based Learning berlandasan pada paradigma konstruktivistik, yaitu model pembelajaran yang dapat mencapai tujuan dan hasil pembelajaran yang diinginkan. Selain itu juga memiliki sintak yang mudah diaplikasikan pada proses belajar saat ini.

    BalasHapus
  11. Assalamualaikum
    saya akan menjawab pertanyai no 1. Karena ke 4 model tersebut menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan saintifik yang digunakan pada K-13. Karena ada lima kegiatan utama di dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik, yaitu:Mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.

    BalasHapus
  12. menanggapi pertanyaan no 2.
    Bila diterapkan dalam pembelajaran selain IPA, apakah guru tidak terkendala dalam aplikasinya?
    saya rasa tidak menemukan kendala asal kita memperhatikan kondisi siswa, fasilitas sarana dan prasarana,kondisi guru serta materi yang diajar pada saat itu.akan tetapi bila kita tidak memperhatikannya maka timbullah kendala dalam penerapannya.

    BalasHapus
  13. Saya menanggapi pertanyaan no 1, mengapa ke 4 pembelajaran saintifik diterapkan dalam kurikulum 2013.

    menurut saya ke 4 model pebelajaran diatas tidak hanya melihat hasil belajara sebagai akhir dari pembelajaran. Namun proses pembelajaran lah yang lebih penting. Model yang menekankan proses pencarian pengetahuan bukan lagi transfer pengetahuan. Sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 😊

    BalasHapus
  14. Saya akan menjawab pertanyaan ke 3
    Bahwa ada model lain selain 4model pembelajaran pd artikel bpk. Model lain itu untuk model pembelajaran ipa terpadu seperti connected, webbed, shared dll.

    BalasHapus
  15. Menilik pertanyaan ke dua, setiap pembeljaran mungkin menemui kendala, apalagi strtegi ini di khususkan pada pembelajaran ipa, namun ke empat strategi ini telah memiliki syntax yang jelas, sehingga langkah pengajar dan siswa sudah di tuntun sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil maksimal, jadi model diatas dapat digunakan diluar ipa

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konsep Model Pembelajaran Sains

Pembelajaran Sains Abad 21

Sistem Penilaian Proses Pembelajaran Sains